Kamis, 17 September 2015

Waspada dini dari lupa



PERNAHkah kita merasa melupakan sesuatu, meski hitungan detik saja? Atau lupa meletakkan sesuatu padahal baru berapa langkah, atau lupa sesaat dengan apa yang akan kita obrolkan?
Suatu ketika, seorang teman mutar berulang kali di hadapan saya, untuk mencari sisir rambut yang baru saja ia pegang dan gunakan. Kesemua tempat ia cari, tapi tak kunjung ketemu. Saat ia sudah putus asa, lalu duduk berfikir dengan keras, saat ia meraba kepalanya, rambutnya, disanalah sisir itu tersimpan. Masih ada di atas gulung rambutnya.
“Nah, ini dia…” sserunya kemudian. Saya pun hanya bisa tertawa saat itu. Namun saat saya mengingat semuanya, saat menuliskan catatan ini, saya sadari, saya menemukan ketakutan sendiri atas diri saya. Saya sering lupa daripada ingatnya. Mungkinkah?
Ketakutan/kekhawatiran saya bukan tanpa alasan, sebab dari sebuah cerita/artikel, saya akhirnya mengetahui sebuah penyakit yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat. Bahkan kick Andy di media TV Metro membahas jenis penyakit ini. Alzeimer/demensia yang menyentuh kesadaran seorang anak-akan ibunya yang melupakan dirinya dan keluarganya karena penyakit ini mengambil/memangkas seluruh ingatnya. Awalnya saya mengetahui jenis penyakit ini dari sebuah film drama keluarga Korea, lalu  dari catatan novelett “Karena Cinta tak Melupakanmu” yang dikirimkan oleh seorang Ummi yang mengajak saya untuk duet merampungkannya (Novellet ini akhirnya saya share di blog saya ini akhwatmenulis.blogspot.com) disanalah, untuk memperkaya tema tentang penyakit alzeimer ini, saya belajar-mempelajarinya dari beberapa artikel dan kisah nyata penderitanya. Alzeimer bermula dari sifat lupa yang terkadang disepelekan oleh sebagian orang-bahkan sebagian orang pun tak tahu apa itu alzeimer.
Dalam blognya http://septa-ayatullah.blogspot.co.id di jelaskan apa itu alzeimer dan kapan ditemukannya.


Alzheimer
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907. Dalam hasil bedah pengamatan, Alzheimer mendapati Syaraf otak tersebut bukan saja mengecut, bahkan dipenuhi dengan gumpalan protein yang luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary). Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein, dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh. Banyak orang tidak mengetahui tentang penyakit ini sampai dipublikasikan secara terbuka oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan dalam suratnya tertanggal 5 November 1994. Penyakit Alzheimer sukar dideteksi sebab banyak yang beranggapan orang tua yang semula lupa, adalah sesuatu yang lazim karena faktor usia.

 Perlu menjadi catatan kita, bahwa saat ini penderita alzeimer bukan hanya menghampiri usia tua tapi juga mereka yang masih tergolong muda. Bahkan dari catatan artikel DY Suharya, Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia di http://www.hidayatullah.com bahwa alzeimer ditandai dengan gejala awal demensia memiliki tiga tingkatan, yaitu early, mild, dan saphire. Setiap tingkatan memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun. Untuk demensia pun tak ada obatnya. Jikapun ada obat tersebuat hanya berfungsi untuk memperlambat bukan menyembuhkan. Beliau pun menyarankan pada penderita demensia untuk treatment dan makanan, seperti virgin coconut oil, segelas kopi, kayu manis yang dapat memperlambat tingkatan demensia. Jangan makan junk food, jangan minum soda,
Dalam sebuah artikelpun dikatakan bahwa lupa yang ringan seperti lupa meletakkan kunci mobil, lupa daftar belajaan, lupa nomor telepon, nomor rumah, lupa hari dan tanggal termasuk sesuatu yang harus menjadi kewaspadaan, maka disarankan untuk memeriksanya sedini mungkin.
Semoga catatan ini dapat memberikan sedikit informasi untuk lebih waspada terhadap demensia/alzeimer lebih dini, agar kelak tak ada kisah orang tercinta kita yang terlupa.
Balikpapan, 18 Sept 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar