Selasa, 15 September 2015

Bismillah. Perjalanan impianku




AKU bukanlah anak borju yang jika menginginkan ini dan itu lantas semuanya ada, hadir dihadapku. Bapakku adalah pekerja tangguh. Melaut hingga pertukangan dilakoni untuk tetap membuat dapur dirumah mengepul. Meski keterbatasan yang ada, bapak tetap memprioritaskan sekolah bagiku dan semua saudaraku.
Saat impianku benar-benar tinggi, disanalah aku membutuhkan fasilitas untuk segera mewujudkannya. Semua dimulai sejak putih-biruku lewat buku sidu-mirage aku pun menuliskan obsesi pertamaku, menulis novel.
Aku meyakini bahwa “Allah mengikuti persangkaanku” dan aku yakini kelak aku akan sampai disana, sampai dimana aku dapat menggapai impianku. Satu persatu kesempatan kuambil. Dibeberapa tulisan pernah kutuliskan bahwa menggapai impian pasti membutuhkan pengorbanan-airmata.

Mading ER-VIE – ES-VIE – Putih abu-abuku
Dua mading sekolah akhirnya menjadi pilihan untuk menajamkan spirit menulisku. Dua mading yang jelas berbeda bentuknya. Satu berhasa Indonesia-bahasaku, satunya berbahas Inggris milik bahasa Negara lainnya. Disanalah aku menitipkan impianku satu demi satu-bulan demi bulan-tahun demi tahun. Disanalah aku bertemu orang-orang hebat yang mengajarkanku kerjakeras-disiplin. Disanalah aku bertemu teman kreatif yang memiliki jari super lincah untuk membuat karyanya. Teman yang kreatif-nyeni menurutku.
Mading Al-Hamasah – STIS – almamater biru
Awal menjadi mahasiswi baru, saat tes. Seorang dosen memberikanku obrolan tak biasa. Beliau meminta kehadiranku dikampus untuk menghidupkan mading kampus. Sebuah amanah bukan? Dan aku dipercaya mengelolanya. Disana pena dan imajiku semakin terasah-teruji. Di dindingnya lah karya pertamaku “Syahid cilik Mimpiku” muncul, lalu mendapatkan apresiasi oleh masyarakat kampus.

Bulletin Amala – An-Nisa
DISINI pula aku belajar mempublikasikan karyaku-mimpiku dalam skala lebih luas dari sekedar dinding kampus-dinding sekolah. Disinilah cerpen “Syahid cilik mimpiku” setelah ditampilkan di mading kampus dimuat. Alhamdulillah bulletin mengudara, karyaku dibaca oleh banyak orang.

Buletin FIQ – Ranting FLP –Mahasiswi akhir
Inilah puncak dedikasiku akan mimpiku. Dari perpanjangan tangan FLP Balikpapan yang telah membangun kerjasama lahirlah FLP Ranting. Disini karyaku berbentuk cerbung epic “Secret Project” beserta catatan kecilku setiap pecan hadir, dibaca oleh puluhan orang yang sedang mengadakan pengajian-keeksisan kami dimulai dari kerja keras yang nyata dengan seorang sahabat-teman-saudara yang lebih berdedikasi daripada aku. Beliau pemilik mimpi abadi tentang kesyahidan-beliau pemilik cinta atas RabbNya-atas kitabNya. (Beliau telah Allah Swt jemput sesuai mimpinya) dengannya aku menjaga malam untuk dapat membuat bulletin ini terisi dan terbit pada setiap pekannya. (kelak aku akan sampaikan kisah tentangnya)

#catatanku-mengenang perjalananku
Agar semua orang tahu, bahwa menggapai mimpi bukanlah instan. Ia membutuhkan komitmen-disiplin
Kamp – Thim 15Sept15 3.10Pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar