Senin, 28 September 2015

Belajar dispilin dari shalat




DISIPLIN itu sederhana, sangking sederhananya hanya orang tertentu yang dapat hidup diatur dengan kedisiplinan. Banyak artikel yang menuliskan tentang manfaat disiplin dalam segala hal dapat memberikan efek yang sangat baik dalam pekerjaan apapun. Bahkan beberapa Negara menerapkan kedispilinan adalah hal yang sangat penting dalam tatanan negaranya. Sebutlah Negara itu Jepang, dengan luas wilayah yang tak sebesar Indonesia, tak strategis Indonesia, juga sangat berpotensi akan bencana dibandingkan Indonesia. Tapi, lihatlah, diantara dua Negara ini malah justru Jepanglah negera Asia yang pertama kali masuk dalam jajaran Negara maju, bukan Indonesia. Padahal Indonesia punya banyak plus yang seharusnya bisa menempatkanyya sebagai Negara Maju.
Jepang luar biasa disipilin bahkan Negara ini menerapkan disiplin dimulai dari budaya antre. Antre adalah kebiasaan yang luar biasa melatih kesabaran. Bayangkan sosok kita yang antre dikasir pembayaran saat belanja bulanan. Setiap beberepa detik, mata kita akan mengamati orang yang berada di depan kita, melihat daftar belanjanya yang memenuhi troli, saat tak sabar maka kita pasti akan bergeser, pindah mencari antrean yang lebih sedikit. Benar? Yup! Saya pelaku dari orang yang tak sabar saat antre. Nah, ternyata bedanya kita dengan Jepang adalah, Jepang lebih dini diusia dini sudah mengajarkan kedisiplinan pada generasinya. Sedangkan kita belajar disiplin sambil lalu saja, bukan menjadi hal penting.
Terlepas dari itu, Jepang dan Indonesia memiliki plus-minusnya masing-masing. Sudah pasti punya cara bagaimana membawa penduduknya menjadi Negara yang memiliki harga diri dimata dunia. Benar? ^_*
Kita tinggalkan Jepang dengan budayanya, kita tinggalkan Indonesia dengan kebiasaannya.
Dalam Islam ada sesuatu yang menjadi rutinitas wajib bagi seorang Muslim/muslimah yang harus didirikan beberapa kali dalam sehari. Rutinitas yang merupakan wujud cinta hamba pada penciptanya. Rutinitas yang kelak merupakan amalan pertama yang akan ditanyakan dalam “List” pertanggungjawaban.
Apa itu? Shalat!
Shalat wajib dilakukan dalam 5 waktu berbeda. Bahkan diantara waktu-waktu ini ada waktu dimana  lelah seseorang, malas seseorang hadir hingga membuat enggan/lalai dari kewajiban ini. Lalu apa hubungan antara disiplin dan shalat?
Esensi shalat selain merupakan wujud cinta-penghambaan kepada Allah Swt-wujud kesyukuran, sesungguhnya ia memberikan pelajaran bagi yang (mau) belajar akan banyak hal. Shalat melatih dispilin seseorang. Bayangkan! Shalatlah yang membuat seseorang harus bangun lebih awal dishubuh hari, bahkan sebelumnya dijam dini hari saat sebagian masih terlelap. Dan ini bukan perkara mudah, meski menurut sebagian orang dipilin itu mudah. Bangun tepat waktu di jam 04.45 untuk shubuh, tak semua mampu melakukannya. Jika pun melakukannya bisa jadi molor beberapa menit. Mereka yang tepat dalam pola waktu di sepanjang 5 waktu shalat sesuangguhnya mereka adalah orang yang dispilin-komitmen-sabar.
Saya saja berusaha untuk tepatwaktu-dispilin dengan latihan shalat ditepat waktu sangat tertatih-tatih mengikuti ritmenya, terkadang masih molor beberepa menit. Perkara waktu shalat bukan manusia yang menetapkan, tapi langsung Allah swt yang memberikan titahNya. Bukan buatan manusia yang dituding oleh beberapa orang diluar sana. Shalat merupakan perkara penting antara hamba dan penciptanya. Shalat memberikan didikan yang luar biasa, saat ingin serius mempelajarinya.
Jika kita sudah mampu mendisiplinkan shalat kita dengan ketepatan waktu, insyaAllah kita akan menemukan diri kita memiliki komitmen-kesabaran untuk disiplin dalam segala hal. Sebagai tahap Awal, yuk kita latihan tepat waktu dalam shalat kita selama seminggu kedepan. Jika berhasil tingkatkan menjadi 2 pekan, selenjutkanya 3 pekan, empat pecan dan seterusnya hingga ia menjadi kebiasaan yang bukan lagi dianggap sesuatu/rutinitas yang membosankan bahkan menciptakan kemalasan.
Kost pelangi #atasnamacinta29sept2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar