SYURGA YANG KUINGINKAN
Gerah itu masih terasa, meski aku sudah meneguk dua gelas air dingin. Gerah yang tercipta karena matahari yang bersinar lebih garang dari sebelumnya. Aku masih ditemani segelas air dingin duduk di taman kecil yang kau buat. Taman yang kau hadiahkan padaku tepat setelah kelahiran putra pertama kita. Tiba-tiba dihela nafas, semilir angin yang tiba-tiba sejuk-membuatku terkenang atas pertanyaan sederhana yang kau ajukan dahulu. “syurga yang seperti apa yang kamu butuhkan?” pertanyaan yang sampai hari ini belum mampu kujawab, meski usia Saka sudah tujuh tahun. Delapan tahun kau menanti jawaban itu, delapan tahun pula aku mencoba menemukan jawabannya. Jawaban sederhana tapi cukup membuatmu lega. “Bunda sudah datang?” ah suaramu tiba-tiba membuatku berpaling. Melemparkan senyum yang juga spontan terbentuk untukmu. ...