Senin, 14 September 2015

Allah cinta padaku (Part 1)




Coba kau temukan siapa manusia paling egois itu. Itu adalah dirimu, diriku, diri saya. Terkadang ada masa dimana hati saya berat untuk melakukan hak-hak Allah Swt semisal shalat tepat waktu atau mengaji rutin setelah shalat. Bukan semata langkah saya yang berat, ternyata hati saya belum menyatu pada semua perintah yang Allah Swt berikan. Pendeknya kadang masih menganggap sekedar “menggugurkan tangggungjawab” itulah saya, kamu, kita semua.
Tapi kali ini, diepisode pertama ini, saya akan berbagi kisah sederhana dimana pelan nan pasti hati saya begitu kuat menggengam keyakinan bahwa Allah Swt selalu disamping saya. Bahkan lisan saya yang selalu berucap di ruang kelas “Allah Swt itu dekat, sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leher” kini menjadi pengalaman berhargaku.
Sore itu, setelah bersilaturrahim ke rumah saudara, menjenguk ponakan cantik di gang sebelah gang dimana aku tinggal sebagai manusia kost-kost-an, ban motor yang kukendarai terkena suntikan yang membuat bannya bocor. Kalang, sedikit ya! Tapi apa mau dikata esok harus bekerja, maka motor harus kembali fit sebagai penunjang jarakku bekerja.
Maghrib sudah menampilkan rupanya, yang bisa dilihat dari senja yang mengukir, langit yang mulai gelap, dan pemberitahuan maghrib yang sudah tinggal beberapa menit saja. Maka dengan motor yang terseok-seok, aku menyusuri jalan kota Balikpapan dengan perlahan sambil bergumam “Yaa Allah…bantu aku menemukan satu bengkel yang terbuka. Satu saja..” gumamku, merintih dalam hati dan kulum heningku dengan mata awas kiri kanan mencari bengkel yang terbuka. Mengapa aku bergumam demikian? Sebab bengkel dijam 5.30 hampir semuanya sudah tutup.
Saat si hadid (nama motorku yang manis) terseok-seok dalam lelah dan letihnya, aku mendapatkan sebuah bengkel yang masih terbuka, namun memberikan pesan akan segera tutup. Turunlah aku sambil membuka scrafku.
“Maaf…saya…”
“Kenapa mba?”
“Sepertinya bocor…” Arah tanganku mengarah tepat pada si hadid yang mungin sedang mengerjap-ngerjapkan matanya kearahku.
“Maaf sudah tutup mba…” tak menunggu lama akhirnya aku memutar tubuh, mendekat kearah hadid, mengelusnya pelan. Sepertinya aku harus membawanya berjalan kembali.
Aku terus mengendarai si Hadid, hingga gema azan mulai terdengar. Saat berada ditikungan jalan, akhirnya aku mengarahkan Hadid kembali, kembali pulang. Namun aku masih menyimpan harapku, setidaknya aku masih memilikinya hingga nanti. Saat jalan pulang kembali kususuri, aku kembali bergumam-merintih “Yaa Allah, maghrib telah datang. Aku ingin pulang, shalat…temukan aku satu saja bengkel untuk membuatku sampai rumah dengan cepat…”
          Saat tawakkal mengambil posisinya, mataku menangkap aktifitas disebuah toko kecil. Aku tersenyum lebar di balik helmku, tak henti lisanku bertakbir, bertasbih…bukan tokonya yang membuatku merinding, tapi bengkel sederhana yang jauh dari tampilan bengkel sebelumnya yang memang beneran bengkel. Aku merinding, dijeda kumandang azan, Allah membukakan aku jalan, menjawab rintihku…
Saat aku menepikan hadid dipinggir jalan, salah seorang bapak menghampiri, mengambil posisi stang, lalu memeriksa si Hadid. Hadid tersenyum “Bocor nih mba…” aku mengangguk tersenyum. Maka tak perlu lama, akhirnya hadid ditangani dengan cepat. Tak kurang 20 menit si hadid sudah sehat kembali, kuat kembali.
“Berapa mas?”
“12 ribu..”
12 ribu untuk hajatku yang luar biasa, 12 ribu yang akhirnya kugenapkan menjadi 15 ribu sebagai ucapan terimakasihku. Bukan hanya itu lisanku berulang kali menyampaikan terimakasih pada mereka. mereka yang akhirnya membuatku bergegas pulang, memberikan waktuku untuk segera mendirikan kewajibanku.
          Dalam kisah sederhana ini, aku tahu Allah Swt sedang menyampaikan pesan padaku, bahwa Allah Swt selalu dekat denganku, meski aku berulang kali pergi darinya dengan kelalaiaanku, keegoisanku, kemalasanku, kebodohanku. Allah Swt tak pernah jauh dariku. Pada detik do`aku, diakhir sujudkupun aku malu meminta padaNya. Aku malu pada diriku yang terlalu banyak maunya-tapi sedikit pembuktian cinta padaNya. Egois kuadrat sentak hatiku, lalu sudut hatiku mengangguk pasti..”
Pertanyaannya, masihkah aku ragu padaNya yang begitu cinta padaku? “Barangsiapa yang Allah hendaki kebaikan atasnya, maka Allah akan memudahkannya untuk melakukan kebaikan-kembali pada kebaikan”
Just remember! Allah Always beside you!
Kostpelangi14sept2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar