Rabu, 26 Agustus 2015

Tangis dan tengadah tangan bunda




Siapa sosok penting dalam hidup seorang anak? Maka aku bangga memilih orang tuaku. Jika dikerucutkan maka aku akan menjawab bundaku adalah telaga ketenangan. Sosoknya bukanlah sosialita yang doyan arisan, kumpul-kumpul atau gossip kanan-kiri. Bundaku special. Wanita hebat yang tak “romantic” dalam merengkuh generasinya. Tak pula “manja” pada generasinya.

Sebuah kisah yang selalu kukenang di kamar kostku yang mungil adalah saat-saat beliau membangunkanku saat shubuh hari. You now? Mata yang paling berat terjaga adalah jam-jam jelang shubuh! Maka bunda dengan gayanya cukup menggedor-gedor pintu kamarku. Sempat terpikir seluruh penghuni rumah akan ikut terbangun, bahkan gerombolan si berat, tikus di plafon pun tunggang langgang. But…I mizz  for my mom.

Tangis bunda adalah petaka yang pernah kutorehkan, yang juga menyedihkan untuk kukenang. Hingga tetesnya jika muncul hari ini adalah kesedihan dan ketidak relaan jika harus menyaksikannya. Bunda…sosok multi tasking yang OKP. Mampu menjadi bunda yang hebat buatku dan adik-adikku, meski pola asuhnya belum mengenal dunia psikologi, ihsan baihaqi, ayah Edy atau mereka yang berprofesi pendidikan keluarga.
Didikan bunda yang jauh dari merekapun sukses memoles kami, hidup dengan mimpi-mimpi kami.

Bunda..
fam.jpgSosoknya bagi kami adalah kekuatan. Kekuatan beliau tersembunyi jauh dari ringkih tubuh mungilnya. Membanggakan bahkan bagi bapak. “Bapak kalah dari bundamu..” itu kata bapak. Kata kami bunda the best! Marahnya adalah keheningan. Jujurnya terbuka meski terkadang lisan beliau seharusnya harus tetap mengatup atas titah bapak. Bunda peduli saat generasinya duduk berkumpul ngobrol sedikit tentang tetangga dan lain-lain. Kata bunda “hayoo gibah…makan daging lagi…” (hehe) bunda sukses menjadi REMINDER bagiku meski jauh tak mampu menatap matanya yang rada redup.

Bundaku adalah hamba yang berusaha menjaga keistiqamahannya. Tadarrusnya, tahajjudnya, disaat sebagian generasinya tetap memilih terlelap dipeluk oleh malam. Tangan beliau terangkat, mengabsesn kami satu persatu, berdo`a untuk kesuksesan kami 9 generasinya.

Tangis dan tengadah tangan bundalah, yang mengantar pijakan kami ada disini, pada setiap jengkal amanah Allah swt yang harus kami pelihara.
Tangis dan tengadah tangan bundalah yang pada akhirnya menjadi bukti indah tentang catatan hati seorang ibunda yang tak harus selalu berakhir melankolis.

love.jpgTangis dan tengadah tangan bundalah yang mendidik kami, untuk tetap berusaha terus menerus tanpa henti, menjaga hidayahNya.
Sebab bunda tak pernah lelah mengingatkan kebaikan meski sederhana.

Itu karena ibunda kami wanita hebat, titipan Allah, titipan zaman pada kami.

Love you mom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar