Sabtu, 22 Agustus 2015

Karena bapak..

Seseorang bertanya padaku tentang minatku pada dunia literasi-tulis menulis. Mengapa aku menyukainya. Apakah ada hubungannya dengan bakat turunan orang tua?
Kukatakan tidak. sebab memang tidak demikian. Bapak bukanlah orang yang suka menulis apalagi membaca. Sangat jarang aku menemukan Bapak membaca dan menulis secara rutin bahkan berkala. Bagaimana dengan mama? mama pun demikian...cuma intensitas membaca jika dibandingkan dengan bapak, mama lumayan sering terlihat membaca.
Jadi bakat turunan tak ada sangkut pautnya dalam sukanya aku pada dunia tulis menulis. Mungkin benar, bakat tak melulu harus dimiliki keluarga lantas kitapun bisa melakukannya. Semua tergantung minat kita sebenarnya. Minat yang disandingkan dengan niat untuk dapat mencapai semua keinginan.

Menulis...
aku pun menyadari kalau kesukaan ini tumbuh sejak usia SMP. Saat dimana aku mulai pekan-pelan menuliskan kisah apapun itu yang mulanya terinspirasi dari buku 5 sekawan dan 3 sekawan kala itu. atau jika tak punya ide, aku bahkan menulis ulang cerita dari film yang kutonton (saat dibawa kakak sulung ke rumah temannya...nonton TV...^_*)

Tapi, aku harus mengakui dengan jelas, bahwa karena bapak aku sampai disini. Apa hubungannya coba? bukannya di atas aku menuliskan bahwa bapak tak punya bakat tulis menulis ya?
benar...

karena Bapak merupakan orang pertama yang memperkenalkan aku dengan dunia membaca saat kecilku, saat usia SDku, saat BOBO menjadi teman bermain kala itu. satu-satunya media membaca yang turut andil membesarkanku dengan imaji yang besar pula. disinilah peran bapak yang nyaris terlupa andai bapak tak membukanya untukku.

dulu, bapak sangat suka membawakan majalah BOBO pulang ke rumah saat kecilku. majalah yang juga diberikan atau disumbangkan ke kantor bapak. Majalah yang menjadi teman setiaku. aku bahkan masih mengingat bibi titi-teliti, nirmala dan oki, paman gembul, koko, gufi, si untung... dst..
karena bapaklah, minat membacaku akhirnya dapat bersanding mesra dengan menulis hingga saat ini.

Terkadang untuk menemukan alasan mengapa kita harus melakukan sesuatu, memimpikan sesuatu, kita harus flashback kebelakang untuk mereka kembali, darimana sumber sesungguhnya, awal dari alasan mengapa kita menyukai sesuatu. Karena bisa jadi alasan itu menumpuk atau hilang sama sekali saat kita tak pernah mengenangnya.

Karena bapaklah, aku menyadari sepenuhnya...Bahwa orangtua tetap mengambil peran pelengkap generasinya untuk masa depannya, meski skalanya tidak banyak. Namun tetap, merekalah orang pertama yang mengajarkan banyak hal untuk kita, untuk anda, untukku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar