Lelaki sederhana pengantar mimpi
Saat
lisan kami baru mengenal “sesuatu” karena mendengar sekitar, ia tetap kami
panggil bapak hingga hari ini. masa kecil yang diwarnai banyak hal disebuh kota
pinggiran Kalimantan ternyata berperan begitu nyata hingga usiaku memasuki
mumayyiz. Jangan pernah menyelepekan masa-masa itu, sebab itulah masa dimana
awal mula pengenalan akan hidup dimulai. Dia ayahku! Lelaki sederhana yang
pertama kali menjadi pengantar mimpiku lewat buku yang ia bawa untukku saat
akhir pekan. Ayahku lelaki sederhana yang pertama kali memperkenalkan padaku
arti dan makna sebuah untaian kalimat. Mimpiku ada, hingga hari ini semua
berawal darinya. Jangan tanpa mengapa. Sebab beliaulah orang pertama yang
mengenalkanku bacaan bahkan ejaan iqra`
Dulu
aku bahkan tak tahu jika ayahku ternyata memiliki peran penting dalam proses
kesukaanku akan membaca dan menulis, meski belum masuk kategori pembaca dan
penulis hebat. But….beliaulah lelaki sederhana pengantar mimpi. Lelaki yang tak
harus menyampaikan sabda cintanya dengan bahasa pelukan, kecupan. Cukup dengan
sikapnya itu sudah lebih daripada apapun. Ayahku meski keras, tetaplah sosok
ayah yang dibanggakan oleh kami generasinya.
Tak
banyak lelaki yang mampu mengambil perannya secara lengkap, seperti ayahku. Sebab
yang kuketahui ayah-ayah zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya
diluar sana, bekerja lalu bekerja. Pulang malam, berangkat pagi.
Setiap
anak, siapapun dia, butuh dekapan seorang ayah. Butuh pertanyaan sederhana “sudah
belajar?; “sudah makan?; “makan apa?; “Bagaimana harimu di sekolah?: atau hanya
cukup sesekali mengantarnya hingga gerbang sekolah atau luangkan waktu berakhir
pecan ke luar kota, pusat perbelanjaan, kebun binatang, arena bermain atau
hanya makan bareng diluar. That`s simple! Tapi tak semua ayah memiliki
masa-masa seperti ini. Masa yang kelak menjadi kenangan, memenuhi tempat pada
hati dan pikiran sang buah hati.
Dan
ayahku memiliki ini meski tak seromantis sebagian ayah dalam memperlakukan
generasinya. Beliau tetaplah lelaki sederhana pengantar mimpi yang mengajarkan
ilmu tak berperi padaku.
Lelaki
yang menjadi figure seorang ayah utuh bukan hanya padaku, pada saudaraku, tapi
juga bundaku..
Wahai
pera ayah, sudahkah kau jalankan peranmu secara sempurna?
balikpapan, agustus 2015
Komentar
Posting Komentar