Impossible = I`m possible "“Fly with expectations”
Saat
tulisan ini kutorehkan di papan tulis putih di ruang kelas sederhana minim
aksesoris itu, delapan mata terpaku. “Apa tuh?”
“Kalian
punya harapan?”
Kepala
mengangguk. Saya menarik senyum lebar.
“Tetap
hidup dengan harapan itu, agar jantung kalian tetap berdetak, semangat kalian
berpacu..”
Harapan…
Saya
percaya setiap diri kita pernah nyaris kehilangan harapan, putus asa. Pesimis,
bahkan nyaris memutuskan untuk “berhenti”. Tak usahlah berbicara tentang
kehilangan harapan yang menyakitkan atau sejenisnya. Kita adalah pelaku-pelaku
yang suka sekali menyampaikan keluhan. Bagi saya (mengeluh) adalah putus asa
skala ringan. Masalahnya kitanya putus asa, kehilangan harapan hanya karena
sebab dari manusia lainnya. Sering merasa kesal karena orang lain. Pendeknya karena
harapan kita pada orang lain tak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Huf…

Padahal,
Dalam Al Qur’an Surat Al Insyirah ayat 8 Allah berfirman yang artinya:
…dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap…
Solusi…
Selama
kita menitipkan harapan pada Allah swt ternyata semua terjawab dengan
sendirinya. Tak ada keluhan, malah justru ucapan kesyukuran.
Setiap
pagi akhir-akhir ini saya selalu berdo`a “Yaa Allah, kuatkan pundakku, untuk
tetap menjaga amanahMu, menjalankan amanahMu..” pada akhirnya gelombang
keyakinan itu lahir, membantu azzam saya yang layu kembali bersyukur. Saya bersyukur
sebab saya masih punya harapan. Harapan yang tadinya saya titipkan pada manusia
tak punya solusi (jikapun ada datangnya akhiran) ternyata dijawab Allah swt
cepat. Cash tanpa perantara.
Dalam
sebuah tulisan yang di resume oleh tetangga blog, beliau menuliskan 3 akibat
berharap pada Allah, diantaranya;
- Tidak pernah merasa kehilangan solusi, kehilangan akal, kehilangan jalan sehingga menumbuhkan optimisme.
- Merasa nyaman dan bahagia karena kita merasa mendapat dukungan dari Allah. Esensi hidup itu sudah kita raih dari awal sehingga kita jarang kecewa.
- Merasakan kemudahan dan kemudahan.
Maka
melihat tatapan generasi di ruang kelas membuat saya berfikir….ternyata hidup
dengan harapan itu seperti mengajak saya berkelana, fly…ada nafas lega saat
benar-benar menyerahkan semua padaNya.
“Bu,
maksudnya impossible = I`m possible itu apa?”
“Oh…”
(Tersentak..cukup lama..)
“Jadi,
kesimpulannya…apapun kesulitan kalian, selagi punya harapan semua akan
baik-baik saja. Yang tadinya tidak mungkin menurut kalian, semua pada akhirnya bias
menjadi mungkin atau “Aku bisa!”. Kita ubah kata impossible menjadi I`m
possible!. Bisa?”
“Bisaaa….”
Finally…
Kutemukan
gemintang pada tatap mereka, yang saat bersamaan kutemukan tetesan bening air
dingin pada telaga hatiku…
Balikpapan,
25 Agustus 2015
“Fly
with expectations”
Komentar
Posting Komentar