Bismillah. Perjalanan impianku
AKU
bukanlah anak borju yang jika menginginkan ini dan itu lantas semuanya ada,
hadir dihadapku. Bapakku adalah pekerja tangguh. Melaut hingga pertukangan
dilakoni untuk tetap membuat dapur dirumah mengepul. Meski keterbatasan yang
ada, bapak tetap memprioritaskan sekolah bagiku dan semua saudaraku.
Saat
impianku benar-benar tinggi, disanalah aku membutuhkan fasilitas untuk segera
mewujudkannya. Semua dimulai sejak putih-biruku lewat buku sidu-mirage aku pun menuliskan obsesi pertamaku, menulis novel.
Aku
meyakini bahwa “Allah mengikuti persangkaanku” dan aku yakini kelak aku akan
sampai disana, sampai dimana aku dapat menggapai impianku. Satu persatu
kesempatan kuambil. Dibeberapa tulisan pernah kutuliskan bahwa menggapai impian
pasti membutuhkan pengorbanan-airmata.
Mading ER-VIE – ES-VIE – Putih abu-abuku
Dua
mading sekolah akhirnya menjadi pilihan untuk menajamkan spirit menulisku. Dua mading
yang jelas berbeda bentuknya. Satu berhasa Indonesia-bahasaku, satunya berbahas
Inggris milik bahasa Negara lainnya. Disanalah aku menitipkan impianku satu
demi satu-bulan demi bulan-tahun demi tahun. Disanalah aku bertemu orang-orang
hebat yang mengajarkanku kerjakeras-disiplin. Disanalah aku bertemu teman
kreatif yang memiliki jari super lincah untuk membuat karyanya. Teman yang
kreatif-nyeni menurutku.
Mading Al-Hamasah – STIS –
almamater biru
Awal
menjadi mahasiswi baru, saat tes. Seorang dosen memberikanku obrolan tak biasa.
Beliau meminta kehadiranku dikampus untuk menghidupkan mading kampus. Sebuah amanah
bukan? Dan aku dipercaya mengelolanya. Disana pena dan imajiku semakin
terasah-teruji. Di dindingnya lah karya pertamaku “Syahid cilik Mimpiku”
muncul, lalu mendapatkan apresiasi oleh masyarakat kampus.
Bulletin Amala – An-Nisa
DISINI
pula aku belajar mempublikasikan karyaku-mimpiku dalam skala lebih luas dari
sekedar dinding kampus-dinding sekolah. Disinilah cerpen “Syahid cilik mimpiku”
setelah ditampilkan di mading kampus dimuat. Alhamdulillah bulletin mengudara,
karyaku dibaca oleh banyak orang.
Buletin FIQ – Ranting FLP –Mahasiswi
akhir
Inilah
puncak dedikasiku akan mimpiku. Dari perpanjangan tangan FLP Balikpapan yang
telah membangun kerjasama lahirlah FLP Ranting. Disini karyaku berbentuk
cerbung epic “Secret Project” beserta catatan kecilku setiap pecan hadir,
dibaca oleh puluhan orang yang sedang mengadakan pengajian-keeksisan kami
dimulai dari kerja keras yang nyata dengan seorang sahabat-teman-saudara yang
lebih berdedikasi daripada aku. Beliau pemilik mimpi abadi tentang
kesyahidan-beliau pemilik cinta atas RabbNya-atas kitabNya. (Beliau telah Allah
Swt jemput sesuai mimpinya) dengannya aku menjaga malam untuk dapat membuat bulletin
ini terisi dan terbit pada setiap pekannya. (kelak aku akan sampaikan kisah
tentangnya)
#catatanku-mengenang
perjalananku
Agar
semua orang tahu, bahwa menggapai mimpi bukanlah instan. Ia membutuhkan
komitmen-disiplin
Kamp
– Thim 15Sept15 3.10Pm
Komentar
Posting Komentar