Allah cinta padaku (Part 1)
Coba kau temukan siapa
manusia paling egois itu. Itu adalah dirimu, diriku, diri saya. Terkadang ada
masa dimana hati saya berat untuk melakukan hak-hak Allah Swt semisal shalat
tepat waktu atau mengaji rutin setelah shalat. Bukan semata langkah saya yang
berat, ternyata hati saya belum menyatu pada semua perintah yang Allah Swt
berikan. Pendeknya kadang masih menganggap sekedar “menggugurkan
tangggungjawab” itulah saya, kamu, kita semua.
Tapi kali ini,
diepisode pertama ini, saya akan berbagi kisah sederhana dimana pelan nan pasti
hati saya begitu kuat menggengam keyakinan bahwa Allah Swt selalu disamping
saya. Bahkan lisan saya yang selalu berucap di ruang kelas “Allah Swt itu
dekat, sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leher” kini menjadi pengalaman
berhargaku.
Sore itu, setelah
bersilaturrahim ke rumah saudara, menjenguk ponakan cantik di gang sebelah gang
dimana aku tinggal sebagai manusia kost-kost-an, ban motor yang kukendarai
terkena suntikan yang membuat bannya bocor. Kalang, sedikit ya! Tapi apa mau
dikata esok harus bekerja, maka motor harus kembali fit sebagai penunjang
jarakku bekerja.
Maghrib sudah
menampilkan rupanya, yang bisa dilihat dari senja yang mengukir, langit yang
mulai gelap, dan pemberitahuan maghrib yang sudah tinggal beberapa menit saja.
Maka dengan motor yang terseok-seok, aku menyusuri jalan kota Balikpapan dengan
perlahan sambil bergumam “Yaa Allah…bantu
aku menemukan satu bengkel yang terbuka. Satu saja..” gumamku, merintih
dalam hati dan kulum heningku dengan mata awas kiri kanan mencari bengkel yang
terbuka. Mengapa aku bergumam demikian? Sebab bengkel dijam 5.30 hampir
semuanya sudah tutup.
Saat si hadid (nama
motorku yang manis) terseok-seok dalam lelah dan letihnya, aku mendapatkan
sebuah bengkel yang masih terbuka, namun memberikan pesan akan segera tutup.
Turunlah aku sambil membuka scrafku.
“Maaf…saya…”
“Kenapa mba?”
“Sepertinya bocor…”
Arah tanganku mengarah tepat pada si hadid yang mungin sedang
mengerjap-ngerjapkan matanya kearahku.
“Maaf sudah tutup mba…”
tak menunggu lama akhirnya aku memutar tubuh, mendekat kearah hadid,
mengelusnya pelan. Sepertinya aku harus membawanya berjalan kembali.
Aku terus mengendarai
si Hadid, hingga gema azan mulai terdengar. Saat berada ditikungan jalan,
akhirnya aku mengarahkan Hadid kembali, kembali pulang. Namun aku masih
menyimpan harapku, setidaknya aku masih memilikinya hingga nanti. Saat jalan
pulang kembali kususuri, aku kembali bergumam-merintih “Yaa Allah, maghrib telah datang. Aku ingin pulang, shalat…temukan aku
satu saja bengkel untuk membuatku sampai rumah dengan cepat…”
Saat tawakkal mengambil posisinya,
mataku menangkap aktifitas disebuah toko kecil. Aku tersenyum lebar di balik
helmku, tak henti lisanku bertakbir, bertasbih…bukan tokonya yang membuatku
merinding, tapi bengkel sederhana yang jauh dari tampilan bengkel sebelumnya
yang memang beneran bengkel. Aku merinding, dijeda kumandang azan, Allah
membukakan aku jalan, menjawab rintihku…
Saat aku menepikan
hadid dipinggir jalan, salah seorang bapak menghampiri, mengambil posisi stang,
lalu memeriksa si Hadid. Hadid tersenyum “Bocor nih mba…” aku mengangguk
tersenyum. Maka tak perlu lama, akhirnya hadid ditangani dengan cepat. Tak kurang
20 menit si hadid sudah sehat kembali, kuat kembali.
“Berapa mas?”
“12 ribu..”
12 ribu untuk hajatku
yang luar biasa, 12 ribu yang akhirnya kugenapkan menjadi 15 ribu sebagai ucapan
terimakasihku. Bukan hanya itu lisanku berulang kali menyampaikan terimakasih
pada mereka. mereka yang akhirnya membuatku bergegas pulang, memberikan waktuku
untuk segera mendirikan kewajibanku.
Dalam kisah sederhana ini, aku tahu
Allah Swt sedang menyampaikan pesan padaku, bahwa Allah Swt selalu dekat
denganku, meski aku berulang kali pergi darinya dengan kelalaiaanku,
keegoisanku, kemalasanku, kebodohanku. Allah Swt tak pernah jauh dariku. Pada detik
do`aku, diakhir sujudkupun aku malu meminta padaNya. Aku malu pada diriku yang
terlalu banyak maunya-tapi sedikit pembuktian cinta padaNya. Egois kuadrat
sentak hatiku, lalu sudut hatiku mengangguk pasti..”
Pertanyaannya,
masihkah aku ragu padaNya yang begitu cinta padaku? “Barangsiapa yang Allah hendaki kebaikan atasnya, maka Allah akan
memudahkannya untuk melakukan kebaikan-kembali pada kebaikan”
Just remember! Allah
Always beside you!
Kostpelangi14sept2015
Komentar
Posting Komentar