OPINI : Memerdekakan Indonesia dari KKN
Surat
kabar, berita-berita televisi seolah tak pernah kering berbicara tentang KKN,
mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, berita ini seolah menjadi hot
news yang tidak ada endingnya, nyaris sama seperti bunyi pepatah “mati satu
tumbuh seribu” KKN satu muncul yang baru” dan anehnya belum ada penyelesaian
yang mampu membuat jera pelaku KKN. Jika hari ini berbicara tentang A maka
bulan berikutnya akan muncul cerita B dan terus bergulir akan muncul tokoh baru
dari pelaku KKN yang tak kunjung berkurang. Anehnya lagi para pelaku KKN banyak
bermunculan dari tubuh pemerintahan. Pertanyaannya, ada apa dengan pemerintahan
direpublik tercinta ini?
Mereka yang terlibat KKN juga mayoritas
dilakukan oleh mereka yang mengerti hukum
dan faham akan hukum serta terpilih karena kepercayaan rakyat yang utuh. Jadi,
mengapa bisa kepercayaan jutaan penduduk Indonesia dikhianati?. Terlalu banyak
kisah KKN yang pada akhirnya menempatkan Indonesia kepada urutan tertinggi KKN
di Asia, so bagaimana dengan Negara lain seperti halnya singapura?
Semua
bergulir, belum hilang dari ingatan kasus gayus yang bisa bolak-balik berlibur
ke Bali dengan pergantian paspor yang lebih dari satu, Nunun yang kabarnya
belum terselesaikan secara hukum dan masih berada diluar Indonesia, hingga
kembali bulan ini headline Koran menampilkan tokoh baru seorang najaruddin
pembesar partai Demokrat yang terinfeksi KKN. Ibarat penyakit KKN pun merupakan
penyakit bagi orang-orang yang berada di atas pemerintahan. Sebenarnya bukan
hanya itu, bukan hanya dipemerintahan orang kecilpun kadang bisa KKN walau
nilainya kecil tapi inilah naifnya pemegang wewenang, bukannya menjaga amanah
dengan sebaik-baiknya malah mencoreng wajah juga citra Indonesia dimata dunia.
Maka benar sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa uang atau harta dapat
membutakan hati manusia. Inilah kejadian hari ini.
Setiap
permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Pertanyaannya apa yang sudah pemerintah
lakukan untuk mereka? Jika pemerintah berhasil mengapa selalu tumbuh dan tumbuh
pelaku KKN yang baru?.
Sebenarnya
semua dapat dihindari jika imun atau kekebalan seseorang kuat dan mengerti akan
tanggung jawab yang pada akhirnya nanti akan dipertanggung jawabkan didepan
rakyat juga Tuhan. Dan seorang najaruddin juga yang lain, mungkin tak akan melakukan itu
jika kekebalan tubuhnya atas adanya hukum alam dan hukum Tuhan mereka fahami
dengan baik.
Sampai sekarang beberapa kasus serupa masih
abu-abu. Kenapa pemerintah belum memutuskan Sesuatu yang bermanfaat yang
merupakan win-win solution untuk Negara. Mereka adalah pelaku kriminalitas yang
membawa uang rakyat dan merusak nama pemerintahan Indonesia, maka mereka harus
kembali dan mempertanggung jawabkannya pada rakyat, jika hal ini dibiarkan
hingga nanti, tak mencari tahu dimana keberadaan seorang najaruddin, sampai
kapan hukum Indonesia terus diobok-obok, di ombang-ambing oleh pelaku-pelaku
kriminalitas?
Satu-satunya sandaran rakyat hari
ini adalah ketegasan pemerintah juga hukum Indonesia, najaruddin dan yang lain
mungkin dapat ditemukan jika pemerintah memberikan respon yang tegas untuk
pelaku-pelaku ini. Bekukan asset-aset
mereka yang membuat mereka mampu
terus menghilang dari Indonesia atau berlakukan pencarian yang benar seperti
pencarian para teroris yang selalu dikejar hingga pelosok. Maka inilah keadilan
sesungguhnya, ketika pemerintah dan hukum saling bekerja sama, memberikan
penyelesaian yang terbaik untuk Negara dan rakyat. Jika Singapura mampu
mengurangi angka KKN negaranya, mengapa Indonesia tak mencoba? Kini semua ada
pada kepercayaan Rakyat karena kepercayaan itu bisa jadi hilang akan pemerintahnya
sendiri, dan kepercayaan itu dapat kembali utuh jika hukum juga pemerintah
mampu bekerja sama. Dari rakyat untuk rakyat, Merdekakan Indonesia dari KKN!
Komentar
Posting Komentar