Minggu, 31 Maret 2013

MEMERDEKAKAN INDONESIA DARI KKN



Surat kabar, berita-berita televisi seolah tak pernah kering berbicara tentang KKN, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, berita ini seolah menjadi hot news yang tidak ada endingnya, nyaris sama seperti bunyi pepatah “mati satu tumbuh seribu” KKN satu muncul yang baru” dan anehnya belum ada penyelesaian yang mampu membuat jera pelaku KKN. Jika hari ini berbicara tentang A maka bulan berikutnya akan muncul cerita B dan terus bergulir akan muncul tokoh baru dari pelaku KKN yang tak kunjung berkurang. Anehnya lagi para pelaku KKN banyak bermunculan dari tubuh pemerintahan. Pertanyaannya, ada apa dengan pemerintahan direpublik tercinta ini?
 Mereka yang terlibat KKN juga mayoritas dilakukan  oleh mereka yang mengerti hukum dan faham akan hukum serta terpilih karena kepercayaan rakyat yang utuh. Jadi, mengapa bisa kepercayaan jutaan penduduk Indonesia dikhianati?. Terlalu banyak kisah KKN yang pada akhirnya menempatkan Indonesia kepada urutan tertinggi KKN di Asia, so bagaimana dengan Negara lain seperti halnya singapura?
Semua bergulir, belum hilang dari ingatan kasus gayus yang bisa bolak-balik berlibur ke Bali dengan pergantian paspor yang lebih dari satu, Nunun yang kabarnya belum terselesaikan secara hukum dan masih berada diluar Indonesia, hingga kembali bulan ini headline Koran menampilkan tokoh baru seorang najaruddin pembesar partai Demokrat yang terinfeksi KKN. Ibarat penyakit KKN pun merupakan penyakit bagi orang-orang yang berada di atas pemerintahan. Sebenarnya bukan hanya itu, bukan hanya dipemerintahan orang kecilpun kadang bisa KKN walau nilainya kecil tapi inilah naifnya pemegang wewenang, bukannya menjaga amanah dengan sebaik-baiknya malah mencoreng wajah juga citra Indonesia dimata dunia. Maka benar sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa uang atau harta dapat membutakan hati manusia. Inilah kejadian hari ini.
Setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Pertanyaannya apa yang sudah pemerintah lakukan untuk mereka? Jika pemerintah berhasil mengapa selalu tumbuh dan tumbuh pelaku KKN yang baru?.
Sebenarnya semua dapat dihindari jika imun atau kekebalan seseorang kuat dan mengerti akan tanggung jawab yang pada akhirnya nanti akan dipertanggung jawabkan didepan rakyat juga Tuhan. Dan seorang najaruddin  juga yang lain, mungkin tak akan melakukan itu jika kekebalan tubuhnya atas adanya hukum alam dan hukum Tuhan mereka fahami dengan baik.
 Sampai sekarang beberapa kasus serupa masih abu-abu. Kenapa pemerintah belum memutuskan Sesuatu yang bermanfaat yang merupakan win-win solution untuk Negara. Mereka adalah pelaku kriminalitas yang membawa uang rakyat dan merusak nama pemerintahan Indonesia, maka mereka harus kembali dan mempertanggung jawabkannya pada rakyat, jika hal ini dibiarkan hingga nanti, tak mencari tahu dimana keberadaan seorang najaruddin, sampai kapan hukum Indonesia terus diobok-obok, di ombang-ambing oleh pelaku-pelaku kriminalitas?
            Satu-satunya sandaran rakyat hari ini adalah ketegasan pemerintah juga hukum Indonesia, najaruddin dan yang lain mungkin dapat ditemukan jika pemerintah memberikan respon yang tegas untuk pelaku-pelaku ini. Bekukan asset-aset    mereka yang membuat mereka  mampu terus menghilang dari Indonesia atau berlakukan pencarian yang benar seperti pencarian para teroris yang selalu dikejar hingga pelosok. Maka inilah keadilan sesungguhnya, ketika pemerintah dan hukum saling bekerja sama, memberikan penyelesaian yang terbaik untuk Negara dan rakyat. Jika Singapura mampu mengurangi angka KKN negaranya, mengapa Indonesia tak mencoba? Kini semua ada pada kepercayaan Rakyat karena kepercayaan itu bisa jadi hilang akan pemerintahnya sendiri, dan kepercayaan itu dapat kembali utuh jika hukum juga pemerintah mampu bekerja sama. Dari rakyat untuk rakyat, Merdekakan Indonesia dari KKN!
Medio, 2010
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar