Kamis, 27 Februari 2014

Belajar dari kematian..

Hari ini, tepatnya pagi tadi aku menerima kabar tentang kematian tetanggaku yang kukenal sejak kanak-kanak. Kematian yang kembali mengingatkan aku akan beberapa orang terkasih yang lebih dulu pergi. Sahabatku yang luar biasa, yang mencintai dan merindui syahidah, yang rendah hati, yang selalu akrab dengan alqur`annya. Ukhtyku Masyi`ah Fauziah...kecelakaan yang mengantarnya menjadi syahidah bersama bayi yang ia kandung, bayi yang dalam hitungan hari sebenarnya siap untuk terlahir. namun...Ia belum sempat melihat dunia ini, Syurga lebih memilihnya membuka matanya untuk pertama kali.. dia tetap abadi dan kukenang *Kangen banget sama sosoknya yang periang, ramai, dan hangat..*.
selain sahabatku, adik kecilku, yang sangat berarti bagiku juga pergi selamanya, abadi di syurgaNya. kematian yang menjemputnya tepat di awal tahun 2014 tanggal 5 Januari 2014. Sabtu yang kelabu, sabtu yang menjerit...*Kangen ketika ia memanggilku "Kholaaaaaaaa" dengan senyum khas dan kucuran keringatnya....* (Aku akan mencatat sejarahnya, nanti..akan kubagikan pada kalian. tentang hebatnya dia...)
kematian... sejatinya mengajarkan pada kita bagaimana memperlakukan dunia ini. tak bermanja dengannya, sebab kematian itu akan mengintai terus. saat dimana ia datang menyapa, saya pun berharap semua dalam keadaan Khusnul Khatimah...kematian juga merupakan sarana belajar untuk tetap mengingat bahwa waktu kita tak abadi disini. di dunia ini.. kematian yang tetap dan akan menjadi misteri hingga nanti...
kematian setidaknya dapat menyadarkan kita untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sederhana. untuk apa dan mengapa kita harus ada disini, berpijak di bumi ini? jika untuk sekedar meraih kesenangan, toh kesenangan itu tak abadi. jika sekedar untuk bahagia, ia pun tak abadi. maka cukuplah keberadaan kita disini bukan hanya sekedar itu melainkan lebih dari itu...mampu menjadi manusia bermanfaat yang hadirnya bukan hanya menambah jumlah populasi. bukan menjadi sampah!

kematian, sampai dimana kau akan mengikutiku?
sampai dimana akhirnya kau akan menyapaku...
bisakah kau datang padaku dengan senyum? dengan keadaan baik, sangat baik?

aku ingin kau datang padaku, saat aku melakukan yang terbaik dalah hidupku, untuk agama ini...

aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar